SUKABUMIKU.id – Kota Dnipro, Ukraina, baru-baru ini menjadi sasaran serangan udara Rusia yang memicu ledakan hebat yang berlangsung selama tiga jam. Beberapa jam setelah serangan tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan peluncuran senjata baru, yakni rudal jarak menengah konvensional bernama Oreshnik, yang berarti “pohon hazel” dalam bahasa Rusia.
Putin mengklaim bahwa rudal Oreshnik mampu melaju dengan kecepatan Mach 10 (sekitar 2,5-3 km per detik), sepuluh kali kecepatan suara, dan menambahkan bahwa saat ini tidak ada cara untuk mencegah serangan tersebut. “Tidak ada cara untuk menangkal senjata ini,” ujarnya dalam pernyataan yang disampaikan kepada media.
Intelijen militer Ukraina, namun, menyatakan bahwa Oreshnik sebenarnya adalah jenis baru rudal balistik antarbenua (ICBM) dengan kecepatan Mach 11, yang hanya membutuhkan 15 menit untuk menempuh jarak 1.000 km dari lokasi peluncuran. Rudal ini dilaporkan dilengkapi dengan enam hulu ledak, masing-masing berisi enam submunisi, meningkatkan potensi kerusakan yang dapat ditimbulkan.
Kecepatan yang sangat tinggi ini menjadi faktor kunci dalam meningkatkan efektivitas rudal tersebut. Semakin cepat rudal bergerak, semakin sedikit waktu yang dimiliki militer untuk merespons dan melakukan intersepsi. Umumnya, rudal balistik mencapai sasaran dengan mengikuti jalur lengkung ke atmosfer dan kemudian turun menuju tujuan. Kecepatan tinggi selama fase penurunan memberikan energi kinetik yang memungkinkan rudal untuk bermanuver, membuatnya sangat sulit untuk dicegat oleh sistem rudal permukaan-ke-udara, seperti sistem Patriot buatan Amerika Serikat.
Rusia mengharapkan bahwa dengan meningkatkan kecepatan rudal ini, mereka dapat mengurangi tingkat intersepsi yang selama ini terjadi, di mana sekitar 80% rudal yang ditembakkan oleh Rusia dapat dicegat oleh sistem pertahanan Ukraina.
Pakar militer Rusia, Ilya Kramnik, berpendapat bahwa Oreshnik mungkin merupakan generasi baru dari rudal jarak menengah Rusia, dengan jangkauan 2.500 hingga 3.000 km, bahkan berpotensi hingga 5.000 km. “Ini bukan rudal antarbenua, tetapi mampu menjangkau hampir seluruh Eropa, meskipun tidak sampai ke AS,” jelasnya.
Analis militer, Vladislav Shurygin, menyebut Oreshnik sebagai senjata yang mampu mengatasi sistem pertahanan rudal modern dan menghancurkan bunker yang terlindungi dalam kedalaman besar tanpa perlu menggunakan hulu ledak nuklir. Sementara itu, Justin Crump, CEO perusahaan peneliti risiko Sibylline, mengatakan bahwa dengan kemampuan kecepatan dan kecanggihannya, Oreshnik bisa menjadi ancaman serius bagi sistem pertahanan udara Ukraina. “Rudal balistik jarak pendek Rusia sudah menjadi ancaman besar, dan dengan sistem yang lebih cepat serta lebih canggih, ancamannya semakin besar,” ujarnya.
Rudal Oreshnik menambah daftar senjata canggih yang digunakan dalam konflik yang berlangsung di Ukraina, memberikan tantangan lebih besar bagi Ukraina dalam melindungi wilayah mereka dari serangan udara Rusia.