PariwisataSukabumi

Sektor Pariwisata di Sukabumi Kena Imbas Harga BBM Naik, Ini Dampaknya

×

Sektor Pariwisata di Sukabumi Kena Imbas Harga BBM Naik, Ini Dampaknya

Sebarkan artikel ini
PARIWISATA
Pelaku usaha industri pariwisata Kabupaten Sukabumi, Yudha Suryadharma. Foto: Istimewa

SUKABUMIKU.id— Sektor Pariwisata di Kabupaten Sukabumi terkena dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Seperti halnya dirasakan oleh pelaku usaha industri pariwisata, Kabupaten Sukabumi, Yudha Suryadharma.

“Ya, sektor industri pariwisata terutama hotel dan penginapan serta restoran yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19, berpotensi menghadapi tantangan baru akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak subsidi maupun non-subsidi,” ujar Yudha yang juga aktif dalam keanggotaan Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI), Selasa (20/09/2022).

Yudha menilai kenaikan harga BBM dan pangan memiliki potensi bagi pelaku usaha industri pariwisata untuk melakukan efisiensi. Salah satunya adalah efisiensi tenaga kerja pada sektor industri pariwisata.

” Itu diakibatkan karena okupansi baik hotel atau penginapan dan restoran masih belum stabil dan serapannya masih dalam kategori kecil,” bebernya.

Pengusaha muda ini, kemungkinan besar para pengusaha hotel dan penginapan berpotensi mengeluarkan biaya operasional yang lebih besar dari sebelum harga BBM subsidi dan non-subsidi naik.

“Hal tersebut dikarenakan biaya pengangkutan perlengkapan hotel dan penginapan dapat dipastikan akan mengalami kenaikan dan kondisi tersebut berdampak terhadap kondisi keuangan perusahaan yang berpeluang tergerus kembali,” ungkapnya.

Selain hotel atau penginapan, ia menilai restoran juga berpotensi mengeluarkan biaya operasional yang besar dikarenakan harga pangan yang mulai merangkak naik.

“Dengan demikian, akibat dengan adanya kenaikan harga BBM subsidi dan non-subsidi dikhawatirkan akan menahan daya beli masyarakat untuk berwisata khususnya ke wilayah Kabupaten Sukabumi. Mengingat pariwisata menjadi kebutuhan sekunder, yang baru dilakukan setelah kebutuhan primer terpenuhi, jelasnya.

Ia berharap, walaupun kondisi perekonomian dirasa masih belum stabil, pelaku sektor industri pariwisata di wilayah Kabupaten Sukabumi, baik hotel atau penginapan dan restoran tetap semangat dalam mempromosikan pariwisata yang ada di Kabupaten Sukabumi.

“Tentu saja agar industri pariwisata dapat bergerak naik, sehingga akan berdampak besar dalam pembangunan daerah serta mendongkrak penerimaan daerah dari sektor pajak daerah di wilayah Kabupaten Sukabumi,” tandasnya. (Lan/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *