Sejarah

Stasiun Kota Sukabumi: Jejak Sejarah Rel Tua di Tanah Priangan

×

Stasiun Kota Sukabumi: Jejak Sejarah Rel Tua di Tanah Priangan

Sebarkan artikel ini
Stasiun Kota Sukabumi: Jejak Sejarah Rel Tua di Tanah Priangan
Foto Stasiun Kota Sukabumi / Sei

SUKABUMIKU.id  – Di jantung Kota Sukabumi, berdiri sebuah bangunan tua nan ikonik yang telah menjadi saksi bisu perjalanan waktu selama lebih dari satu abad. Itulah Stasiun Sukabumi, stasiun kereta api yang bukan hanya berfungsi sebagai pusat transportasi, tapi juga bagian penting dari sejarah dan budaya kota.

Dari Kolonial ke Nusantara

Stasiun ini pertama kali dibuka pada tahun 1882 oleh perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Belanda, Staatsspoorwegen (SS). Tujuannya saat itu adalah untuk membuka akses logistik dari dataran tinggi Priangan menuju pesisir utara dan selatan Jawa Barat, mengangkut hasil perkebunan seperti kopi, teh, dan kayu.

Lokasinya yang berada di ketinggian sekitar 584 mdpl membuatnya strategis sebagai titik persinggahan dan pemberhentian kereta yang melintasi jalur Bogor–Cianjur–Bandung.

Arsitektur Klasik yang Masih Bertahan

Stasiun mempertahankan gaya arsitektur khas kolonial dengan struktur atap tinggi, dinding tebal, dan jendela besar. Desain ini dibuat agar bangunan tetap sejuk di tengah iklim tropis. Nuansa klasiknya masih kental terasa hingga hari ini, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi para pecinta sejarah dan arsitektur.

Jantung Transportasi Era Modern

Meski usianya sudah lebih dari 140 tahun, Stasiun Sukabumi tetap aktif digunakan hingga kini. Salah satu layanan andalannya adalah KA Pangrango, yang menghubungkan Sukabumi dan Bogor. Jalur ini menjadi solusi transportasi favorit warga, mengingat kemacetan sering kali terjadi di jalur darat biasa.

Stasiun ini juga telah mendapatkan beberapa peremajaan dan peningkatan layanan, tanpa menghilangkan nilai historis bangunannya.

Cagar Budaya dan Warisan Kota

Kini, Stasiun bukan hanya tempat naik-turun penumpang, melainkan juga simbol warisan budaya. Bangunan aslinya masuk dalam daftar cagar budaya yang harus dijaga. Ia menjadi pengingat bahwa transportasi bukan sekadar sarana bergerak, tapi juga bagian dari identitas dan perjalanan panjang sebuah kota.

Dengan kombinasi sejarah yang kaya, arsitektur klasik, dan fungsionalitas modern, Stasiun Sukabumi adalah lebih dari sekadar tempat naik kereta—ia adalah rel masa lalu yang masih hidup di masa kini.(Sei)