Berita Utama

Wakil Wali Kota Sukabumi Angkat Bicara Soal Kolam Retensi Yang Diduga Tak Optimal dan Jadi Kolam Ikan

×

Wakil Wali Kota Sukabumi Angkat Bicara Soal Kolam Retensi Yang Diduga Tak Optimal dan Jadi Kolam Ikan

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id – Kolam retensi di Terminal Tipe C Sukabumi mendapat sorotan dari Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana. Kolam yang seharusnya berfungsi sebagai pengendali banjir ini justru dinilai tidak beroperasi secara optimal. Bahkan, muncul dugaan bahwa kolam tersebut telah dialihfungsikan menjadi kolam ikan oleh pihak pengelola, Kamis (13/03/25).

Kolam retensi ini dibangun dengan dana dari Bantuan Keuangan (Bankeu) Provinsi Jawa Barat dan dikerjakan oleh PT Kembar Sejahtera Pratama (KSP) dengan anggaran sebesar Rp 5,1 miliar. Namun, hingga kini, fungsinya sebagai pengendali banjir belum berjalan dengan baik.

“Kemarin waktu saya ngecek saat terjadi banjir di seberang terminal, saya melihat ada ikan di kolam retensi itu. Padahal, kolam retensi seharusnya selalu dalam kondisi surut dan tidak boleh ada ikan. Jika hujan deras datang, pintu air bisa dibuka penuh agar air tidak meluap dan menyebabkan banjir,” ujar Bobby Maulana.

Menurutnya, salah satu penyebab banjir di sekitar terminal adalah limpasan air dari kolam retensi yang tidak dapat mengalir dengan baik. Pintu air kolam retensi yang seharusnya berfungsi untuk mengatur aliran air justru tertutup, menyebabkan genangan dan banjir di wilayah sekitarnya.

Pemerintah Kota Sukabumi kini tengah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) untuk memastikan pemeliharaan rutin terhadap kolam retensi ini. Bobby menegaskan bahwa penyedotan air harus dilakukan secara berkala, baik saat musim hujan maupun tidak, agar kolam tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

“Kami pastikan setelah kejadian banjir kemarin, langsung turun ke lapangan untuk melihat kondisinya. Kolam retensi ini butuh perhatian khusus. Jangan sampai malah dipenuhi sampah dan ikan, yang akhirnya justru menghambat fungsinya,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat harus ikut berperan dalam menjaga lingkungan. Menurutnya, kebiasaan membangun warung atau bangunan di atas sungai serta membuang sampah sembarangan menjadi faktor penyebab banjir yang sering terjadi.

“Kalau lagi tidak hujan, mungkin terasa aman-aman saja untuk memancing di kolam retensi atau membangun sesuatu di bantaran sungai. Tapi ketika hujan deras, yang disalahkan lagi-lagi pemerintah. Masyarakat juga harus ikut menjaga lingkungan agar tidak terjadi banjir,” tegasnya.

Pemerintah Kota Sukabumi akan terus memantau dan melakukan evaluasi terhadap kolam retensi ini agar fungsinya dapat kembali optimal dalam mengendalikan banjir. (Ky)