Sosok

Kisah Tukang Parkir Ibadah Haji Usai Nabung 50 Ribu Tiap Hari Selama 17 Tahun

×

Kisah Tukang Parkir Ibadah Haji Usai Nabung 50 Ribu Tiap Hari Selama 17 Tahun

Sebarkan artikel ini
Kisah Tukang Parkir Ibadah Haji Usai Nabung 50 Ribu Tiap Hari Selama 17 Tahun
Kisah Tukang Parkir Ibadah Haji Usai Nabung 50 Ribu Tiap Hari Selama 17 Tahun. Foto : Ist

SUKABUMI – Impian untuk menunaikan ibadah haji adalah dambaan setiap Muslim. Namun, bagi sebagian orang, mewujudkan impian ini terasa berat, terutama dari segi finansial. Kisah Ujud, seorang tukang parkir sederhana dari Madiun, Jawa Timur, memberikan pelajaran berharga tentang ketekunan, kesabaran, dan keyakinan.

Setelah menabung Rp 50 ribu setiap hari selama 17 tahun, Ujud kini siap bertolak ke Tanah Suci bersama istrinya untuk ibadah haji. Ujud telah menjalani profesinya sebagai tukang parkir selama puluhan tahun.

Pekerjaan yang sering dipandang sebelah mata ini tidak menyurutkan semangatnya untuk menggapai cita-cita mulia, yaitu menunaikan rukun Islam kelima. Sejak awal, ia berkomitmen untuk menyisihkan sebagian kecil dari penghasilannya setiap hari.

Baca Juga : Ini Kisah Toko Jamu Legendaris Babah Kuya di Bandung, Berdiri Sejak 1838

Sebuah rutinitas yang mungkin terasa kecil bagi sebagian orang, namun menjadi kunci kesuksesan perjalanannya. Konsistensi adalah kata kunci dari perjuangan Ujud. Selama 17 tahun, tanpa putus, ia menabung nominal tersebut.

Bayangkan, dalam satu bulan ia berhasil mengumpulkan Rp 1,5 juta, dan dalam setahun mencapai Rp 18 juta. Angka ini mungkin tidak fantastis, namun dengan dedikasi yang tak pernah pudar, total tabungannya bertambah signifikan dari tahun ke tahun.

Perjalanan Ujud tentu tidak mulus tanpa tantangan. Ada kalanya pendapatan tidak menentu, atau kebutuhan mendesak muncul. Namun, ia dan istrinya selalu menguatkan tekad untuk tidak menyentuh tabungan haji mereka.

Baca Juga : Perjalanan Santai ke Ujung Genteng: Menyusuri Jalur Perkebunan Teh dan Jalan Mulus Waluran

Mereka hidup sederhana, mengutamakan kebutuhan pokok, dan menekan pengeluaran yang tidak penting demi satu tujuan mulia. Istri Ujud juga menjadi pilar penting dalam perjalanan ini.

Ia mendukung penuh keputusan suaminya, ikut berhemat, dan memberikan semangat di kala Ujud merasa lelah. Kebersamaan mereka dalam berjuang adalah contoh nyata, dari ikatan pernikahan yang kuat dan visi hidup yang sama.

Setelah 17 tahun berlalu, perjuangan Ujud akhirnya membuahkan hasil. Jumlah tabungannya sudah mencukupi untuk mendaftar, dan melunasi biaya ibadah haji untuk dirinya dan sang istri.

Baca Juga : Sosok Mbah Lasiyo Syaifudin, Petani Asal Bantul yang Menjadi Profesor Pisang Mendunia

Air mata haru tak terbendung saat mereka mendapatkan kepastian untuk berangkat tahun ini. Ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan puncak dari penantian panjang, doa, dan kerja keras yang tak kenal lelah.

Kisah Ujud adalah pengingat bahwa impian sebesar apa pun dapat dicapai dengan konsistensi, kesabaran, dan keyakinan.

Ia membuktikan bahwa latar belakang profesi atau tingkat ekonomi, bukanlah penghalang utama untuk menggapai tujuan mulia. Yang terpenting adalah kemauan yang kuat dan tindakan nyata setiap hari.

Semoga perjalanan haji Ujud dan istri berjalan lancar, menjadi haji yang mabrur, dan menginspirasi lebih banyak orang untuk tidak pernah menyerah pada impian mereka.(Sei)