SUKABUMI – Di tengah modernisasi dan hiruk pikuk perkotaan sukabumi, berdiri kokoh sebuah bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia, khususnya warga Sukabumi.
Gedung Juang 45, yang terletak di pusat Kota Sukabumi, bukan sekadar bangunan tua, tetapi merupakan simbol perlawanan, semangat kemerdekaan, dan warisan sejarah yang patut dilestarikan.
Awal Berdiri Sebagai Societeit Belanda (1906)
Gedung ini pertama kali dibangun pada tahun 1906 oleh pemerintah kolonial Belanda dan dikenal dengan nama Societeit Soekamanah. Fungsinya saat itu adalah sebagai tempat pertemuan dan hiburan kalangan elit Belanda di Sukabumi. Bahkan sempat difungsikan sebagai hotel dengan nama Hotel Victoria, lengkap dengan fasilitas seperti ruang billiard, sehingga dijuluki oleh warga sebagai “Rumah Bola”.
Baca Juga :Stasiun Kota Sukabumi: Jejak Sejarah Rel Tua di Tanah Priangan
Masa Pendudukan Jepang
Saat Jepang mengambil alih kekuasaan kolonial pada 1942, gedung ini dialihfungsikan menjadi fasilitas militer. Gedung Juang digunakan sebagai gudang senjata dan rumah sakit militer yang dikelola oleh militer Jepang, dikenal sebagai Boeki Seirei Kyokai (BSK).
Perebutan Gedung Oleh Rakyat Sukabumi (1945)
Tak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, pada 21 Agustus 1945, rakyat dan pemuda Sukabumi bersama pasukan Brigade 6 Divisi Siliwangi yang dipimpin Mayor Soehardjo berhasil merebut gedung ini dari tangan Jepang. Gedung tersebut kemudian dijadikan markas strategis pejuang kemerdekaan, tempat penyimpanan senjata, dan pusat perencanaan taktik melawan pasukan Belanda.
Simbol Perjuangan dan Perubahan Nama
Seiring berjalannya waktu, gedung ini mengalami beberapa kali pergantian nama, dari Balai Pertemuan Umum, Gedung Pemuda, hingga akhirnya ditetapkan sebagai Gedung Juang 45, untuk mengenang semangat perjuangan tahun 1945. Monumen dan simbol perjuangan seperti bambu runcing, golok, dan senjata-senjata peninggalan pejuang kini menghiasi bagian dalam gedung.
Baca Juga : Jadi Ikon Sejarah Sukabumi, Ini Kisah di Balik Keantikan Rumah Notaris Hendrik Schotel
Gedung Juang Sebagai Museum dan Ruang Edukasi
Kini, Gedung Juang 45 berfungsi sebagai museum yang menyimpan berbagai dokumentasi sejarah, foto, dan artefak perjuangan kemerdekaan. Tempat ini juga sering digunakan untuk kegiatan edukatif, upacara peringatan, serta ruang interaksi sejarah bagi generasi muda.
Renovasi dan Fungsi Baru
Pada 2022, pemerintah melakukan renovasi besar-besaran untuk memperkuat peran Gedung Juang sebagai cagar budaya. Halamannya disambungkan dengan alun-alun Kota Sukabumi, dilengkapi plaza terbuka dan jalur pedestrian berbahan andesit. Uniknya, pada masa pandemi COVID-19 tahun 2020, gedung ini bahkan sempat difungsikan sebagai rumah sakit darurat untuk isolasi pasien ringan.
Gedung Juang 45 bukan hanya bangunan tua, melainkan simbol perlawanan dan identitas lokal yang merekatkan semangat kebangsaan warga Sukabumi. Ia menjadi pengingat bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan mudah, serta mendorong generasi masa kini untuk terus mencintai dan memahami sejarah bangsanya.(Sei)