SUKABUMIKU.id – Sejumlah atlet dan penggiat olahraga taekwondo di Kota Sukabumi mengeluhkan terkait minimnya fasilitas.
Pengiat olahraga seni bela diri yang tergabung dalam Merdeka Taekwondo Club Sukabumi ini sering menggelar latihan di GOR Merdeka Kota Sukabumi.
Sudah banyak atlet yang mereka cetak hingga mengikuti pertandingan mewakili Jawa Barat seperti dalam ajang Pekan Olahraga Nasional XX Papua tahun 2021 lalu salahsatunya atlet muda Defina Syahrini (20 tahun).
Menurut Defina, Sukabumi memiliki banyak calon-calon atlet potensial. Hanya saja, masih minim fasilitas. Selain itu seringkali ketinggalan informasi-informasi penting ketimbang daerah lain.
BACA JUGA : Ratusan Calon PPS Kota Sukabumi Hari Ini Tuntas Ikuti Tes Wawancara, Begini Tahapannya!
“Karena kan jujur saja dari atlet Sukabumi sendiri yang sudah berprestasinya yang lama-lama kan juga sudah mulai jadi pelatih-pelatih. Dana dan fasilitas juga masih jadi kendala,” imbuhnya.
Kemudian sambung dia, belum ada edukasi yang berlebih tentang atlet, sehingga belum banyak yang menyadari bahwa menjalani dunia olahraga, khususnya taekwondo secara serius dan konsisten, serta menorehkan prestasi, bisa menjanjikan.
“Jadi atlet kalau berprestasi dapat bonus. Atau misalnya kita berprestasi nanti bisa banyak pengalaman. Kebanyakan kadang mengisi ekskul saja, mengisi waktu luang. Belum ada motivasi lebih. Mungkin karena belum punya sosok idola ataupun yang jelas,” paparnya.
BACA JUGA : Kawasan Parkir Dago Sukabumi Diinventalisir, Pelajar Belum Miliki SIM Dilarang Bawa Kendaraan
Sementara itu, pelatih Merdeka Taekwondo Club Sukabumi, Rina Riandari mengakui untuk tingkat Kota Sukabumi fasilitas, sarana dan prasarana serba terbatas mengingat anggaran dari pemerintahnya sendiri jauh lebih kecil ketimbang daerah lain.
“Kalau sekarang itu lebih terfasilitasi karena ada PPLP. Jadi sudah ada tahapannya, makanya Jawa Barat itu untuk regenarasi atlet bagus. Kalau sarana alhamdulillah sekarang sudah ada hanya mungkin jauh sekali kalau dibandingkan daerah lain. Saya bukan membandingkan. Tapi itu tidak menjadi patah semangat.
Namun, hal itu sambung dia tak mengurangi semangat dalam membina atlet-atlet untuk terus menorehkan prestasi. Bahkan Rina kerap membidik potensi-potensi atlet sejak usia dini.
“Di taekwondo itu kan tidak hanya sekedar melatih secara fisik dan teknik. Kita tetap melatih attitude, menghormati pelatih, senior, sesama atlet taekwondo. Itu harus dijaga. Kita setiap tiga bulan sekali ada ujian sabuk juga,” pungkasnya. (Ky)