SUKABUMIKU.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan alasan di balik keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk menghemat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025 sebesar Rp306 triliun. Menurut Sri Mulyani, pemicunya adalah kunjungan mendadak Presiden Prabowo ke Kementerian Keuangan pada 31 Desember 2024.
Dalam kunjungan tersebut, yang bertepatan dengan Rapat Tutup Kas APBN 2024 dan peluncuran coretax, Presiden Prabowo melihat langsung beberapa dokumen anggaran kementerian/lembaga (K/L) untuk tahun 2025. “Sesudah Bapak Presiden hadir di acara tutup tahun, beliau melihat beberapa dokumen anggaran yang sudah dan akan dilaksanakan di 2025 dari K/L,” ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I 2025 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (24/1).
Sri Mulyani menambahkan bahwa Presiden Prabowo telah mengindikasikan perlunya efisiensi dan ketepatan sasaran dalam pelaksanaan APBN. Penggunaan anggaran harus difokuskan pada program-program yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, seperti program makan bergizi gratis. “Presiden menyampaikan dalam instruksi untuk melakukan fokus anggaran agar makin efisien dan penggunaan anggaran akan ditujukan kepada langkah-langkah yang memang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat langsung,” jelas Sri Mulyani.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Kementerian Keuangan pada akhir tahun lalu juga menjadi momen pembatalan rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen. Presiden Prabowo memutuskan kenaikan PPN hanya berlaku untuk barang-barang mewah. Sri Mulyani bahkan menyebut Prabowo sebagai presiden pertama yang hadir langsung dalam Rapat Tutup Kas APBN.
Penghematan APBN 2025 sebesar Rp306 triliun berasal dari dua sumber utama. Pertama, pemangkasan anggaran belanja K/L sebesar Rp256,1 triliun. Kedua, pemotongan alokasi dana transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp50,59 triliun. Dengan langkah penghematan ini, pemerintah berharap APBN 2025 dapat lebih efektif dan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. (mrf/*)