Celebrity

Denny Sumargo Kritik Kenaikan PPN 12%: Masyarakat Akan Semakin Terbebani

×

Denny Sumargo Kritik Kenaikan PPN 12%: Masyarakat Akan Semakin Terbebani

Sebarkan artikel ini
Denny Sumargo Kritik Kenaikan PPN 12%: Masyarakat Akan Semakin Terbebani
Denny Sumargo Foto IG

SUKABUMIKU.id – Aktor dan presenter Denny Sumargo menyampaikan kritik tajam terhadap rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%. Dalam pernyataannya, Denny mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak kebijakan ini pada masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah, yang menurutnya akan semakin terbebani oleh biaya hidup yang tinggi.

Kritik Denny Sumargo

Denny menyoroti bahwa kenaikan PPN ini berpotensi memberatkan kebutuhan dasar masyarakat, seperti bahan pangan dan layanan penting lainnya. “Ini bukan soal kaya atau miskin, tapi soal bagaimana kebijakan ini akan berdampak pada seluruh rakyat. Yang paling terasa tentu masyarakat kecil,” ungkap Denny dalam salah satu wawancaranya.

Selain itu, Denny juga mengajak pemerintah untuk lebih bijak dalam mencari solusi lain untuk meningkatkan penerimaan negara tanpa harus menambah beban rakyat.

Respons Publik

Komentar Denny Sumargo mendapat banyak perhatian dari masyarakat, terutama di media sosial. Banyak yang mendukung pandangannya, dengan menyebut bahwa saat ini daya beli masyarakat sudah cukup tertekan akibat inflasi dan kenaikan harga-harga.

Namun, ada juga pihak yang berpendapat bahwa kenaikan PPN diperlukan untuk mendukung pembangunan dan menutupi defisit anggaran negara.

Konteks Kenaikan PPN

Rencana kenaikan PPN menjadi 12% merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak. Namun, langkah ini menuai kontroversi karena dinilai kurang tepat di tengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil pasca-pandemi.

Kritik yang disampaikan Denny Sumargo mencerminkan keresahan masyarakat terhadap kebijakan yang dinilai memberatkan. Pemerintah diharapkan dapat mempertimbangkan kembali langkah ini dengan memperhatikan dampak nyata bagi rakyat, khususnya kelompok yang paling rentan.(Sei)