Berita SukabumiBerita Utama

Jenazah Warga Parungseah Tiba di Rumah Duka: Korban TPPO Bisnis Judol di Kamboja

×

Jenazah Warga Parungseah Tiba di Rumah Duka: Korban TPPO Bisnis Judol di Kamboja

Sebarkan artikel ini
Jenazah
Ilustrasi TPPO/Pixabay

SUKABUMIKU.id – Seorang pria warga Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi meninggal dunia di Kamboja. Jenazah baru bisa dibawa pulang dan tiba di rumah duka di Sukabumi pada Jumat (13/09/2024).

Pria tersebut diketahui berinisial SDA (30), warga Kampung Parungseah Berong RT 01 RW 04, Desa Parungseah. Kedatangan jenazah diselimuti isak tangis keluarga dan kerabat yang sudah menunggu sejak siang.

Kepala Desa Parungseah, Muhammad Munir, menjelaskan jenazah SDA tiba di Bandara Soekarno – Hatta, sekitar pukul 11.00 WIB. Pengambilan jenazah baru bisa diselelesaikan sekira pukul 14.00 WIB.

Munir memastikan tidak ada kendala dalam proses pemulangan jenazah. Pihaknya dibantu Kementerian Luar Negeri, BP2MI, dan BP3MI. Bantuan juga termasuk masalah biaya.

“Jadi semua gratis dan tidak membayar apapun, tugas kita hanya menyediakan ambulance saja dari Bandara sampai ke rumah duka,” kata Muhammad Munir kepada awak media di rumah duka.

Munir menjelaskan, SDA meninggal pada 2 Agustus 2024 pagi di ruangan mess tempat kerjanya di Kamboja. Pihak keluarga mendapatkan informasi tersebut dari kontak perusahaan dan teman korban yang juga bekerja di Kamboja.

Terkait kematian korban, kata Muhammad Munir, pihak Rumah Sakit di Kamboja menyatakan bahwa SDA meninggal dunia karena serangan jantung. “Pihak keluarga juga sudah mengikhlaskan hal itu,” kata dia.

Munir memastikan SDA merupakan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan diduga kuat terkait bisnis judi online atu judol. Awalnya korban ditawari kerja di Singapura, namun kemudian malah diberangkatkan ke Kamboja.

“Kalau tadi saya ngobrol dengan orang dari Kemenlu, memang operator judol itu terbanyak di Myanmar dan Kamboja. Biasanya mereka kerjanya sehari 15 jam dengan kondisi tempat kerja yang bisa dibilang tidak layak, karwna ruangannya pengap, banyak yang merokok, sehingga menyebabkan penyakit paru-paru dan jantung,” bebernya.

Munir menambakan SDA adalah korban TPPO dan berangkat bekerja ke Kamboja menggunakan jalur ilegal. Pihak desa juga tidak mengetahui informasi keberangkatan korban.

“Kebetulan kan anaknya introvert dan dalam semasa hidupnya, memang anak itu tertutup juga atau tidak terbuka pada keluarganya,” imbuhnya

Atas peristiwa ini Munir pun mengimbau warganya untuk berkoordinasi jika hendak berniat bekerja ke luar negeri. Koordinasi dengan aparat di wilayah juga bisa meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan termasuk kasus TPPO.