Politik

Makna Hari Kesaktian Pancasila Menurut Politikus dan Tokoh Pemuda Kota Sukabumi

×

Makna Hari Kesaktian Pancasila Menurut Politikus dan Tokoh Pemuda Kota Sukabumi

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id – Hari kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober dimaknai mendalam oleh politikus PDIP sekaligus tokoh pemuda di Kota Sukabumi.

Dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila tokoh pemuda Kota Sukabumi Raden Koesoemo Huptaripto mengatakan, harus dimaknai bukan semata menghadapi ideologi lain diluar Pancasila itu sendiri, tapi lebih kepada memaknai Pancasila sebagai ideologi yang bisa mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Pancasila merupakan satu dasar negara yang mana didalamnya terangkum 5 poin didalamnya yang sangat mendasar bagi negara ini. Dimana negara ini bisa berdiri tegak di atas 5 sila tersebut,” kata pria yang akrab disapa kang ari ini kepada sukabumiku.id

Lanjut dia, sila itu berarti silo yang artinya batu atau bisa di upamakan sebagai pondasi bagaimana membuat Pancasila tersebut dijadikan pondasi di dalam negara Indonesia ini.

“Karena didalamnya satu kita bicarakan ketuhanan dimana negara Indonesia ini berdasarkan ketuhanan percaya akan adanya tuhan sehingga didalamnya warga Indonesia adalah manusia yang religius,” paparnya.

Sambung dia, kedua dari sila itu adalah kemanusiaan yang adil dan beradab, didalamnya bagaimana dalam menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia warga negara Republik Indonesia.

Ketiga persatuan Indonesia dimana indonesia ini didalamnya bersuku-suku dan ber pulau-pulau bermacam ras, agama,dan golongan, menjadi satu kesatuan yaitu bhineka tunggal ika.

Lalu yang ke empat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Bagaimana kata raden, masyarakat diajarkan untuk bermusyawarah secara perwakilan misalnya dalam berdemokrasi.

“Yang mana diajarkan untuk berdemokrasi. Saat ini Indonesia dengan Demokrasi yang tumbuh dalam arti kata positif dengan rakyat sebagai domain nya. Kita lihat perhelatan dari tingkat RT RW Kepala Desa, Kepala Daerah, Bupati, Walikota, Gubernur, dan Presiden semua dipilih oleh masyarakat,” jelasnya.

Kemudian sila ke lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam sila terakhir itu kata Raden, bagaimana negara harus berbuat adil pada proporsinya masing-masing dimana menempatkan pelayanan negara kepada warganya sangat maksimal.

Menurut dia, bunyi sila terakhir yang terkandung dalam lima butir Pancasila itu merupakan tujuan akhir negara dibentuk. Saat ini tantangannya adalah membuktikan butir ke-lima dari Pancasila tersebut.

“Itulah makna dari 5 Pancasila dan relevansinya dengan kaum muda. Saat ini kaum milenial kita melihat bagaimana mereka harus berprilaku sesuai dengan Pancasila. Karena, bagaimana pun Pancasila adalah filsafah ideologi negara kita yang akan berimbas kepada negara kita ini dalam berbuat, bergerak dan menjalankan pemerintahan hingga tata negaranya,” imbuhnya.

“Harapan saya kedepan Pancasila lebih menjadi dasar negara kita dengan selalu relevansi di setiap jaman. Kita semakin mempertahankan 4 pilar Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, sehingga kedepan Indoensia kedepan lebih bersatu dan menjadi negara yang besar,” pungkasnya. (Ky)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *