Berita SukabumiFeaturedJawa Barat

Putri Kerajaan Sunda Pajajaran Kembali Hadir di Yayasan Bumi Karuhun Kadudampit Sukabumi

×

Putri Kerajaan Sunda Pajajaran Kembali Hadir di Yayasan Bumi Karuhun Kadudampit Sukabumi

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id – Yayasan Bumi Karuhun Kadudampit (YBKK) bekerjasama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar seni pertunjukan yang memadukan rekreasi dan edukasi bagi siswa.

Pertujukan yang dikemas dalam kolaborasi pentahelix seni wisata pendidikan untuk rekreasi dan edukasi seni di masyarakat. Mempersembahkan Kumara Lemah Karuhun, Angklung, Gamelan, dan Tari Kaulinan Barudak Bhakti Purnamasari.

Pertunjukan ini digarap oleh beberapa komunitas seniman yaitu Teater Sajiwa, Kakoncara Art Production, Angklung Sukabumi, Pancawargi, Ruang Firasat, Sekedart, Jooyah, dan Gaya Gita Studio.

Pertunjukan ini digelar dalam tiga sesi: pagi, sore, dan malam. Pagi dan sore hari akan diisi dengan pertunjukan ‘Kumara Lemah Karuhun’ yang berarti ‘Anak-anak di Tanah Leluhur’.

Sutradara pertunjukan Indra Gandara menuturkan tema ini menyoroti kehidupan anak-anak di tanah leluhur mereka, penuh dengan tradisi dan warisan nenek moyang seperti permainan tradisional, tarian, angklung, dan gamelan. Pertunjukan ini ditujukan untuk para siswa dan guru SD dan SMP di Kecamatan Kadudampit dan sekitarnya, dengan jadwal pagi pukul 09.00-10.00 Wib dan sore pukul 16.00-17.00 Wib.

“Sementara pada malam hari pada pukul 19.30-21.00 Wib akan dipersembahkan pertunjukan “Bhakti Purnamasari”, yang menceritakan tentang Purnamasari, putri Kerajaan Sunda Pajajaran. Pertunjukan ini mengisahkan perjuangan dan pengabdian Purnamasari setelah keruntuhan Kerajaan Pajajaran,” ucapnya.

Pertunjukan ini dikemas dalam bentuk pseudo-ritual, menyampaikan nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal Sukabumi. Karya ini merupakan hasil kolaborasi dosen dan mahasiswa UPI dengan Sanggar Gaya Gita Studio, Teater Sajiwa, dan YBKK.

Dosen sekaligus peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Juju Masunah menambahkan, bahwa kegiatan ini mengembangkan konsep kolaborasi pentahelix, melibatkan akademisi, pemerintah daerah, yayasan, sekolah, komunitas, dan media. Pihaknya berupaya mengoptimalkan ruang-ruang kreatif menjadi ruang belajar seni budaya secara informal, untuk mendukung pendidikan seni di sekolah.

“Dalam kegiatan ini kami juga menekankan pentingnya kolaborasi pentahelik antara akademisi, pemerintah daerah, YBKK, sekolah, komunitas, dan media dalam mengemas pendidikan seni informal di luar sekolah untuk mendukung pendidikan seni formal di sekolah. Beliau berharap bahwa dengan memanfaatkan ruang kreatif di YBKK, anak-anak dapat belajar seni budaya lokal, serta mengembangkan karakter mereka melalui kegiatan seni,” katanya.

Tentunya lanjut Juju proyek ini bertujuan untuk mengapresiasi seni dalam program merdeka belajar, memanfaatkan ruang kreatif di area YBKK yang didirikan oleh Ir. Dian Achmad Kosasih. Selain pertunjukan, akan diadakan workshop pengembangan bahan ajar e-modul berbasis tari tradisi “Jipeng” untuk guru SMP Sukabumi.

Sementara Pendiri YBKK Ir. Dian Achmad Kosasih berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin dan lebih intensif di masa depan, untuk mengingatkan anak-anak akan budaya lokal serta mengembangkan karakter mereka.

“Target kita kedepan bahwa kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin dan terus berkembang untuk memberikan manfaat edukatif dan rekreatif bagi anak-anak dan masyarakat Sukabumi dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan sinergi antara pendidikan formal dan informal dapat terwujud, mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia, terutama dalam hal pendidikan berkualitas,” tandasnya. (Ky)