SUKABUMIKU.id – Maman Suparman, warga Kampung Cilempung, Desa Ciparay, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, hidup dalam bayang-bayang tumor ganas yang tumbuh di lehernya selama lebih dari 30 tahun. Benjolan yang awalnya sekecil kelereng kini telah membesar, membatasi gerak lehernya, dan menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan. Kondisi ini membuatnya kesulitan beraktivitas dan terancam kehilangan nyawa.
“Awalnya benjolan ini hanya sebesar kelereng. Tidak saya hiraukan karena tidak menimbulkan sakit. Tapi ternyata makin lama makin membesar, dan membuat leher saya tidak bisa bergerak,” ungkap Maman dengan nada pasrah. Rasa sakit yang terus-menerus menggerogotinya membuatnya tak dapat beraktivitas normal.
Perjuangan Maman melawan penyakitnya semakin berat karena terkendala biaya. Ia telah berobat ke Puskesmas, RSUD Jampangkulon, dan bahkan dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Namun, tingginya biaya pengobatan membuatnya terpaksa menghentikan upaya tersebut. “Saya pernah berobat ke Puskesmas, lalu dirujuk ke RSUD Jampangkulon. Kemudian dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Saya tidak sanggup untuk biayanya. Meskipun memakai BPJS, tapi untuk biaya yang lainnya tidak ada,” jelas Maman.
Sebagai pengemudi angkot dengan penghasilan sekitar Rp30.000 per hari, Maman harus menanggung biaya hidup dirinya dan anak-anaknya di rumah kontrakan sederhana. Ia bercerai dengan istrinya sembilan tahun lalu. Beban biaya hidup dan pengobatan membuatnya merasa terjepit dan putus asa.
Beruntung, kondisi Maman mendapat perhatian dari Camat Jampangkulon, Dading. Pihak kecamatan tengah mengurus administrasi agar Maman dapat segera dioperasi di RS Hasan Sadikin Bandung. “Ini harus secepatnya dioperasi, karena kalau tidak ditangani, tumor itu akan semakin mengembang serta mengancam keselamatan nyawa penderita, apalagi tumor tersebut tumbuh di leher yang sangat dekat dengan saluran pernapasan,” kata Dading.
Maman berharap pemerintah dapat turun tangan dan memberikan bantuan untuk meringankan beban hidupnya. Kisah Maman Suparman menjadi cerminan kesulitan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan, khususnya bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. Semoga uluran tangan dari para dermawan dan pemerintah dapat segera membantu Maman menjalani operasi dan kembali hidup normal. (mrf/*)