Berita Sukabumi

Zainul Munasichin Hadiri Harlah ke-12 Ponpes Al’muslim, Ajak Perangi Judi Online

×

Zainul Munasichin Hadiri Harlah ke-12 Ponpes Al’muslim, Ajak Perangi Judi Online

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id – Legislator Senayan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB), Zainul Munasichin, menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-12 Pondok Pesantren (Ponpes) Al’muslim di Kampung Bangsanaya, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Lembursitu, Minggu (15/12/2024).

Acara tersebut juga menjadi momen haul ke-11 KH. Maman Abdulrohman, pendiri Ponpes Al’muslim.

Dalam sambutannya, Zainul mengingatkan pentingnya peringatan Harlah untuk mengenang sejarah berdirinya pesantren.

“Harlah perlu diperingati agar kita tidak melupakan sejarah dan asal-usul pesantren ini. Dengan memahami penciptanya, nilai-nilai perjuangan akan tertanam di benak para santri,” ujarnya.

Di hadapan para pemuka agama dan santri, Zainul menyoroti maraknya judi online yang kini menjadi masalah serius. Ia menyerukan semua pihak, termasuk pemerintah, untuk mengambil tindakan tegas.

“Ini membutuhkan keseriusan Kominfo dan kepolisian, khususnya satuan Cyber Crime, untuk menutup akses ke situs atau kanal judi online. Jika aksesnya ditutup rapat, masyarakat tidak akan bisa bermain lagi, dan masalah ini bisa diatasi,” tegasnya.

Zainul menekankan dampak buruk judi online terhadap masyarakat, mulai dari masalah ekonomi, konflik rumah tangga, hingga pengaruh negatif pada anak-anak yang masih sekolah.

“Ini sudah jadi masalah nasional yang sangat memprihatinkan. Dulu kita bisa secara masif membasmi dan menghapus Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB), sekarang saatnya kita bergerak lagi secara nasional untuk memerangi judi online,” tambahnya.

Zainul juga mengapresiasi peran pesantren dalam membangun karakter moral bangsa. Ia berharap Ponpes Al’muslim terus menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia dan turut serta menyelesaikan berbagai persoalan sosial.

Acara Harlah ke-12 Ponpes Al’muslim berlangsung khidmat, dihadiri oleh para santri, ulama, dan tokoh masyarakat setempat. (ky)