SUKABUMIKU.id — Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, terus berupaya menekan angka kasus stunting. Alhasil, hingga Agustus 2022 lalu, berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) yang diinput di Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) tren prevalensi stunting hanya 4,0 persen.
Kepala Bappeda Kota Sukabumi Reni Rosyida Mutmainah mengatakan, angka tren prevalensi stunting tersebut mengalami penurunan apabila dibandingakan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 6,2 persen.
“Jika melihat dari data yang ada, prevalensi stunting mengalami menurun tahun ini,” kata Reni, Rabu (21/12/2022).
Baca Juga: Akhirnya, Tol Bocimi Seksi 2 Beroperasi pada 23 Desember 2022
Adapun, lanjut Reni, beberapa upaya yang dilakukan dalam menekan kasus stunting ini diantaranya, pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) satu kali per minggu sepanjang tahun bagi remaja dan skrining kesehatan dan pemberian TTD calon pengantin.
“Selain itu, bagi ibu hamil dilakukan pemeriksaan kehamilan, pemberian TTD minimal 90 tab, pemberian makanan tambahan untuk Bumil kekurangan energi kronis,” ujarnya.
Tak hanya itu, sambung Reni, intervensi spesifik yang telah dilakukan juga yakni, pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu, PMT balita gizi kurang, penatalaksanaan balita gizi buruk, program asi ekslusif bayi 0 sampai 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap.
“Semua upaya ini sudah kami lakukan untuk menekan angka stunting di Kota Sukabumi,” ucapnya.
Menurutnya, Bappeda Kota Sukabumi menjadi salah satu tim penekanan kasus stunting sehingga bakal terus berupaya maksimal dalam menekan kasus tersebut.
“Kami akan berupaya melakukan percepatan penurunan stunting seperti yang ditargetkan Pemprov Jabar,” pungkasnya. (Ky/*)