Berita UtamaSukabumi

Nelayan Pelabuhanratu Sukabumi Keluhkan Beban Operasional Tinggi, Akibat harga BBM Naik

×

Nelayan Pelabuhanratu Sukabumi Keluhkan Beban Operasional Tinggi, Akibat harga BBM Naik

Sebarkan artikel ini

SUKABUMIKU.id– Nelayan di Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi mengeluhkan beban biaya operasional melaut sangat tinggi. Hal itu dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Sedangkan untuk harga penjualan ikan tidak mengalami kenaikan masih di harga standar.

” Iya kondisi nelayan Pelabuhanratu mengeluhkan beban biaya tinggi untuk melaut sementara harga ikan masih standar,” ujar Kepala Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhanratu, David.

Dikatakan David, kedepannya mungkin ada penyesuain harga ikan dengan harga BBM saat ini.

” Mungkin ini masih baru jadi belum terasa oleh nelayan pelabuhanratu. Kedepan akan ada kenaikan harga ikan,” katanya.

 “Tapi juga ada informasi salah satu jenis ikan yang harganya memang sudah naik yaitu jenis Tuna, jenis jenis lain belum pada naik karena memang tangkapan mereka belum banyak,” katanya.

Untuk ikan jenis Tongkol, Lisong, kata David semenjak harga BBM naik hingga saat ini masih standar dan hal itu berlaku untuk jenis ikan lainnya yang juga masih standar.

 “Perkiraan berdasarkan informasi dari para nelayan, harga ikan akan naik diprediksi Rp 2.000 per kilogram nya,” jelasnya.

Saat ini keluhan nelayan di Palabuhanratu sejauh ini belum terdengar terlalu ramai dampak adanya kenaikan BBM, para nelayan cenderung lebih menerima namun mereka lebih kepada berharap pada peningkatan hasil tangkapan.

“Di Palabuhanratu dominan di kita itu hasil tangkapan saat ini Tuna, tongkol, cakalang dan layur, dengan nelayan sebagian besar memang tetap masih melaut,” terangnya.

Masih kata David, untuk itu para nelayan Palabuhanratu lebih berharap hasil tangkapan bener bener melimpah, dan dengan ada kesesuaian harga penjualan dengan beban operasional yang sekarang menjadi tinggi.

 “Memang kendala yang sedang dihadapi nelayan di wilayah Palabuhanratu selain harga bbm naik memang hasil tangkapan kurang optimal,” tandasnya. (Ky/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *